Spesial Trip : Mengitari Gugus Pulau Cantik Nan Apik Di Kec. Binuang, Kab. Polewali Mandar (Bagian 1) |
![]() |
oleh Muhammad Putra Ardiansyah |
Rabu, 04 Januari 2017 11:33 | Tampil : 1070 kali.
|
Semilir angin menerpa wajahku yang seakan kembali terpejam, pagi ini kami ada undangan free trip dari Tom, entah siapa juga yang mengundang Tom dalam trip dadakan yang hanya bisa di ikuti oleh 4 orang Squad KDM. Sinar matahari pagi yang baru saja lepas landas dari balik pepohonan kelapa di ujung persawahan Botto yang memancarkan semburat warna hijau kekuningan, seakan kembali menyegarkan mata yang merem melek sejak berangkat dari Lapeo, Campalagian beberapa menit yang lalu. Waktu sudah mendekati angka 06:30, Kupacu kuda besi ini lebih cepat karena sepertinya aku akan telat. Kurang 10 menit jam 07:00 saya dan Askar sudah tiba di Rumah Manding (rumahku), tak ada kabar dari Tom, maka kuputuskan untuk membasuh seluruh tubuh sebelum berangkat, namun kata Askar, Tom mungkin belum tiba di Polewali karena beberapa menit yang lalu dia sempat check in di penjual gogos. Belum sempat kami sarapan, tiba tiba saja Tom menelpon bahwa kami harus segera menuju ke dermaga Belang-belang, Tonyamang. Sebenarnya kami sudah janjian di lokasi itu jam 07:00, tapi tau sendiri kan bagaimana jam di Indonesia? :D Kutarik gas sekencang kencangnya menuju Tonyamang Dan sampailah kami di Dermaga Belang-belang. Dari kejauhan terlihat sosok yang sepertinya tidak asing dimataku, kulit coklat mengkilat dengan seragam #KDMmuda abu-abu biru yang sedang duduk diatas motor. Yah dia Alif Bahri, #KDMmuda yang saat ini masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Hampir aku lupa ternyata dia juga ikut dalam trip kami kali kali ini. Selain Tom dan Alif, sosok lelaki tua mengenakan kaos khas oleh-oleh Jogja bergambar sepeda Ontel yang masih bisa dibilang bapak-bapak terlihat berdiri gagah di pinggiran tanggul dermaga, tak kutahu siapa dia, "mungkin inimi yang nabilang Tom. Pak Yusuf, kalau tidak salah bertemanjaka juga di Facebook". Dialah orang yang akan mengajak kami menyusuri pulau pulau kecil di Binuang hari ini. ************* “sebelum Gowes, dulu saya gabung di komunitas pendengar radio” kata Pak Yusuf mencoba mengimbangi suara mesin yang begitu bising. Tidak berapa lama tibalah kami dibibir pantai pulau ini, entah sudah berapa kali aku menginjakkan kaki di sini, tapi kali ini beda, kami mendarat pagi, bukan sore atau malam seperti biasanya. Dasar naluri anak pantai, belum berdiri lama langsung saja kakiku spontan berjalan menyusuri pantai dengan pasir lembut berwarna putih ini. Mataku menatap ke arah mangrove yang berbaris rapih di bibir pantai, mangrove yang entah siapa yang menanam, sudah semakin jelas penanaman ini hanya asal tanam saja, dibuktikan dengan jarak mangrove yang saling berdekatan, menurut teorinya, jarak tanam itu minimal 1 meter, ditambah dengan banyaknya sampah yang melekat pada pucuk mangrove-mangrove kecil ini. Setahuku setiap proyek penanaman memiliki anggaran biaya perawatan, tapi tahu sendiri kan bagaimana kebanyakan orang Indonesia? Hanya sedikit yang peduli dengan kelangsungan hidup mangrove dan segala jenis hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan, banyak yang bilang, pemerintah menanam hanya sebatas seremonial, itu betul. Siapa yang akan tiap minggu datang kesini untuk mengurusi bakau bakau kecil ini? Hampir tidak ada. Bukan pencitraan, tapi naluri “cinta laut” ku pun memanggil untuk membersihkan beberapa pucuk mangrove yang terlilit sampah plastik. Selain Mangrove, pemandangan lain yang memilukan di Pulau ini adalah Bangunan kayu berwarna biru yang dihiasi berbagai lenteran dan gravity kampungan khas anak anak Alay, ada yang menulis nama kekasihnya, ada yang menuliskan harapan dan cita citanya, bahkan ada yang menuliskan kata kata kotor yang bernuansa Macca (baca:porno). Vandalisme bukanlah hal yang baru di kalangan wisatawan Lokal, aku sering melihat hal hal itu hamper di semua tempat wisata di Sulbar, bahkan di destinasi wisata di Lombok, Bandung, Surabaya, bahkan Bromo masih banyak ditemukan hal alay seperti ini. Tapi siapa juga yang akan peduli dengan tulisan tulisan yang bikin sakit mata ini? Sudah beberapa kali foto-foto narsis para wisatawan lokal bahkan wisatawan mancanegara di pulau ini, tak satu pun yang memperlihatkan sisi kotor yang harusnya ditindak lanjuti sama pemerintah ini. Tidak hanya itu, entah wisatawan atau nelayan, Papan himbauan “Jangan buang sampah sembarangan” yang pernah kami (KDM) buat juga hilang entah kemana, sign ajakan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan juga hilang entah kemana. Ini bukti bahwa hanya sedikit sekali orang yang peduli. "Sudahlah, tidak kukuat ka moro moro disini, mari kembali ke jalur yang santai, STOP Magitting" kata Askar. Nah, selain pemandangan pantai yang berpasir putih dengan landscape pulau pulau tetangga, di pulau ini juga hidup gerombolan Kucing. Kucing? Iyah kucing yang kata nelayan adalah kucing yang di asingkan dari rumah penduduk, nah Pulau gusung Toraja ini adalah salah satu spot pembuangan kucing, namun jangan salah, menurut penelitian amatirku, kucing pantai itu cenderung lebih bersih dan besar dibandingkan kucing-kucing kampung yang lainnya, selain itu warnanya juga cantik. Soal survival, kucing pantai cenderung lebih hebat, naluri berburunya lebih terasah dibanding kucing kucing liar pada umumnya, benar saja 2 tahun yang lalu ketika KDM Trip di pulau ini, kami melihat kucing yang menangkap ikan di pinggiran pantai, Gila gak tuh… ;) Bertolak menuju Pulau Tangnga/ Pulau Salamaq setelah mengunjungi Pulau Gusung Toraja / Pulau Pasir Putih di kec. Binuang, kab. Polewali Mandar (Foto : Muhammad Tom Andari) Setelah puas berkeliling sembari mengabadikan momen dalam lensa kamera smartphone yang seadanya, kami bergegas kembali menuju ke perahu dan melanjutkan perjalanan menuju ke pulau selanjutnya?
Penulis :
Kontak Saya :
Facebook : https://www.facebook.com/putra.s.motivator
|

Tulisan Terbaru
- Uniknya Wadah Saleleng Dan Tiada Hari Tanpa Manisnya Gula
- Peserta Lomba Mewarnai Tingkat PAUD/TK Membludak Di Ajang LBF 2019
- Lapeo Bahari Festival (LBF) 2019 Mulai Dibuka Malam Ini, Ayo Ke Lapeo !
- Trip Sungai Maloso Mapilli ; Rasa Kawatir Berlebihan Dan Cerita Sejarah Yang Meninabobokan
- Ekspedisi Maloso; Catatan Singkat Dan Rasa Penasaran Pada Jejak Arkeologis Peninggalan Dinasti Tang
